CEOMAGZ | Jakarta – Kenaikan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kini mencapai 3,13% versi rekapitulasi penghitungan suara sementara KPU di Sirekap, terus menggelending diperbincangkan. Kenaikan suara PSI tersebut ditanggapi sejumlah kalangan, termasuk Capres nomor urut 1, Anies Baswedan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun tak luput dari sangkaan cawe-cawe. Namun, saat dicegat wartawan, Prsiden Jokowi menjawab singkat, ”Itu urusan partai politik dan KPU.”
Mantan Ketua Umum PSI yang kini dipercayakan sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina DPP PSI, Grace Natalie pun memberikan tanggapannya. Baginya, jika diisukan soal suara PSI tertukar suara tak sah, Ia menyarankan kepada yang ngomong, harus membuktikannya.
Dalam tanggapannya, Grace Natalie menantang pihak yang mencuatkan isu ini untuk membuktikan apa yang dibicarakan. “Coba yang omong suruh buktikan,” kata Grace melalui pesan singkat.
Menurut Grace suara PSI memang menunjukkan tren positif. Bahkan survei internal mencatatkan partai besutan Kaesang Pangarep itu meraih angka lebih dari 4 persen. “Optimisme kami berasal dari tren positif elektabilitas PSI selama 6 bulan terakhir. Survei internal juga menunjukkan psi melewati 4 persen. Perolehan kursi di daerah-daerah (DPRD provinsi dan kabupaten) juga naik signifikan,” katanya.
“Enak aja dia yang omong, saya yang harus buktikan,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, PSI memang beberapa waktu belakangan ini menjadi sorotan karena suaranya menunjukkan kenaikan yang menonjol. Salah satu isu yang mencuat adalah suara PSI besar karena diduga ditukar dengan suara tidak sah di TPS tertentu.
Hingga Minggu (3/3) pukul 09.00 WIB, suara PSI berada di angka 3,13 persen. Sedikit lagi lolos ambang batas aman parlemen 4 persen. Sementara dalam hasil hitung cepat lembaga survei, seperti Indikator misalnya, suara PSI mentok di bawah 3 persen. Lebih tepatnya di angka 2,6 persen.
Pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menyebut perolehan suara partai politik mustahil melonjak secara drastis seperti permainan sulap. Pernyataan itu Ujang sampaikan saat dimintai tanggapan menyangkut melonjaknya suara PSI berdasarkan hasil real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Ujang mengatakan, sejumlah politisi seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) hingga Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah mengutarakan kecurigaannya terhadap anomali kenaikan suara PSI. “Karena sesama politisi paham, tidak mungkin langsung simsalabim suara itu, tidak mungkin langsung melonjak,” kata Ujang saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/3/2024).
Adapun politisi yang mengungkapkan kecurigaannya adalah politikus PDI-P Deddy Yevry Sitorus dan Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy. Di antara kecurigaan itu meliputi operasi untuk melimpahkan suara ke partai politik tertentu agar lolos ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Menurut Ujang, jika memang benar terdapat operasi untuk mengalihkan suara hasil pemilu maka demokrasi terancam. Sebab, suara masyarakat dalam pesta demokrasi dimanipulasi hingga dimainkan pihak tertentu. “Kedaulatan rakyat, suara rakyat bisa diakali, bisa dimanipulasi, bisa dimainkan, ini bahaya,” tutur Ujang.
Akademisi tersebut mengingatkan pentingnya menempuh pemilu melalui jalur yang benar dan normal tanpa melakukan kecurangan. Ia mewanti-wanti agar peserta pemilu tidak berkongsi dengan penyelenggara pemilu. “Jalur yang halal, bukan yang haram, yang tidak ada main mata misalnya antara penyelenggara dengan oknum tertentu,” tuturnya.
Adapun lonjakan suara PSI mulai terjadi dari hanya 2,86 persen atau 2.171.907 suara pada Kamis (29/2/2024) pukul 10.00 WIB menjadi 3,13 persen atau 2.402.268 suara pada Sabtu (2/3/2024) pukul 15.00 WIB.
Dalam jangka waktu yang sama, hasil tempat pemungutan suara (TPS) yang dilaporkan di situs real count KPU bertambah dari 539.084 menjadi 541.324 TPS. Terdapat tambahan data dari 2.240 TPS. Dari data tersebut, bisa diasumsikan PSI mendapatkan tambahan 203.361 suara dari 2.240 TPS.
Data itu memiliki selisih cukup jauh dengan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei. Mengutip Kompas.com, bahwa berdasarkan data hitung cepat Tim Litbang KOMPAS yang sudah terkumpul 100 persen misalnya, PSI hanya meraup 2,8 persen suara.
Telusuri Dugaan Penggelembungan Suara
Sisi lain, menyusur data Sirekap soal perolehan suara PSI di TPS 004 Kelurahan Bulakan, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, Banten, bahwa trinformasi berdasarkan penelusuran di website milik KPU pemilu2024.kpu.go.id, perolehan suara PSI di TPS 004 yang diunggah ke Sirekap suara PSI sebanyak 69 suara. Namun, berdasarkan Dokumen C1 yang diunggah, suara PSI hanya satu, yaitu suara atas nama caleg DPR RI nomor urut 1 Paulus M Pangau.
Menanggapi temuan ini, Koordinator Divisi Hukum Pencegahan Partisipasi dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Kota Cilegon, Subiah mengaku akan menelusurinya. “Kita telusuri terlebih dahulu tentang kebenarannya ya apakah itu hoaks atau bukan,” kata Subiah, Minggu (3/3/2024).
Namun, kata Subiah, Bawaslu tidak mendapatkan laporan adanya penolakan hasil perolehan suara di rapat pleno tingkat PPK Kecamatan Cibeber. “Tidak ada, malahan sekarang kita sudah rekap tingkat kota,” ujar Subiah lagi. (*/02)